SINDOTIMES.COM, JAKARTA – Media Israel Ynet baru-baru ini mengklaim bahwa Indonesia dan Israel telah melakukan negosiasi secara diam-diam. Negosiasi ini, menurut media tersebut, dilakukan untuk memuluskan rencana Indonesia yang berambisi menjadi anggota Organization of Economic Cooperation and Development (OECD).
Rumor ini langsung dibantah oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI. Mereka menegaskan bahwa Indonesia tidak berencana membuka hubungan diplomatik dengan negara yang terus-terusan menyerang rakyat Palestina tersebut.
“Terkait isu pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel, saya tegaskan bahwa hingga saat ini tidak ada rencana untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel, terlebih di tengah situasi kekejaman Israel di Gaza saat ini,” kata Juru Bicara Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal lewat keterangan resmi, yang dikutip CNBC Indonesia pada Jumat (12/4/2024).
“Posisi Indonesia tidak berubah dan tetap kokoh mendukung kemerdekaan Palestina dalam kerangka two-state solution. Indonesia akan selalu konsisten, berada di garis terdepan membela hak-hak Bangsa Palestina,” sambungnya.
Indonesia saat ini sedang mengupayakan keanggotaan OECD, sebagai syarat untuk menjadi negara dengan perekonomian maju. Untuk mendapatkan keanggotaan di klub negara kaya tersebut, Indonesia memerlukan persetujuan bulat dari seluruh anggota OECD, termasuk Israel, yang telah menjadi bagian dari OECD sejak tahun 2010.
Pembicaraan resmi untuk menjadi anggota OECD telah dimulai, meski begitu seluruh prosesnya diprediksi akan memakan waktu yang sangat panjang. Terlebih, ada roadmap keanggotaan yang baru akan diadopsi pada Mei mendatang dan sederet pekerjaan rumah lainnya yang harus dipersiapkan Indonesia demi bisa menjadi anggota OECD.
“Waktu yang diperlukan setiap negara untuk menyelesaikan proses keanggotaan penuh di OECD berbeda-beda. Semua tergantung kesiapan negara tersebut. Beberapa negara memerlukan waktu 3 tahun, beberapa lagi memerlukan lebih dari 5 tahun,” ujar Iqbal. (*)