Dolar Membubung, Mata Uang Asia Melemah

SINDOTIMES.COM, INTERNATIONAL – Mata uang Asia terpantau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus membubung hingga hari ini  Senin, (15/4/2024).

Dilansir dari Refinitiv, baht Thailand tercatat mengalami depresiasi paling signifikan terhadap dolar AS per pukul 07:11 WIB sebesar 0,16% dan di posisi kedua yakni ringgit Malaysia dengan penurunan sebesar 0,06%.

Bacaan Lainnya

Begitu pula yen Jepang dan won Korea Selatan yang masing-masing melemah sebesar 0,04% dan 0,01%.

Penurunan mata uang Asia terjadi di tengah pergerakan indeks dolar AS (DXY) yang terbang kemarin (12/4/2024) sebesar 0,72% ke angka 106,04 kendati hari ini mengalami depresiasi tipis 0,09%.

Posisi DXY saat ini merupakan yang tertinggi dalam sekitar lima bulan terakhir menyusul data inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan sehingga semakin menunda kemungkinan penurunan suku bunga bank sentral AS (The Fed).

Berdasarkan survei CME FedWatch Tool, potensi first cut rate mengalami kemunduran dari yang sebelumnya Juni menjadi Juli 2024. Hal ini mengindikasikan bahwa DXY masih berpotensi akan berada di level yang cukup tinggi dalam beberapa waktu ke depan dan menekan mata uang Asia.

Di sisi data dari AS terakhir menunjukkan bahwa inflasi umum meningkat menjadi 3,5% secara tahunan di bulan Maret, naik dari 3,2% di bulan Februari dan mengalahkan ekspektasi sebesar 3,4%.Ini juga merupakan level tertinggi sejak Oktober tahun lalu.

Sementara inflasi inti AS yang tidak termasuk biaya pangan dan energi mengalami kenaikan sebesar 3,8% yoy pada Maret 2024.

Inflasi yang masih panas ini semakin memperkuat bahwa suku bunga akan semakin sulit diturunkan mengingat target The Fed sendiri yakni inflasi 2%. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *