SINDOTIMES.COM. KUANSING – Pacu Jalur Tepian Datuk Bandaro, Pasar Gunung, Kecamatan Gunung Toar rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 10 Juli 2024 mendatang. Seperti biasanya, pacu jalur akan dilaksanakan selama tiga hari.
Ajang pacu jalur tahun ini agak berbeda ketimbang setahun yang lampau, dimana, pada ajang tahun ini panitia penyelenggara menyediakan hadiah cukup besar. Total hadiah yang diperebutkan sebesar Rp121 juta.
Tidak hanya itu yang berbeda, warga yang dihimpun untuk pelaksanaan kegiatan tahunan tersebut juga lumayan banyak dimana jumlahnya mencapai hampir 150 orang.
“Pelaksanaan tahun ini melibatkan lebih kurang 150 orang panitia. Jumlah ini jauh meningkat ketimbang tahun lalu,” ujar Ketua Umum Pacu Jalur Gunung Toar Yusrizal saat memimpin rapat persiapan, Rabu (26/6/2024).
Yusrizal menerangkan, banyaknya warga Gunung Toar yang ingin terlibat dalam susunan kepanitiaan pertanda kekompakan warga semakin meningkat untuk mensukseskan acara tersebut.
Dalam kesempatan itu, Yusrizal juga mengucapkan terimakasih kepada salah seorang tokoh kebanggan Gunung Toar, Sardiyono AMd, dimana, anggota DPRD Provinsi Riau itu sangat konsisten untuk memperjuangkan pacu jalur yang dulunya hanya ajang uji coba, namun kini telah menjelma menjadi pacu jalur Iven tingkat provinsi.
“Beliau merupakan tokoh Gunung Toar dan Kuansing pada umumnya. Perjuangan beliau sudah sangat jelas bagaimana mengangkat citra Gunung Toar dari dulu sampai sekarang, terutama pacu jalur ini. Dulunya hanya ajang uji coba, tapi kini sudah berkembang luas, dan pesertanya dari berbagai pelosok desa dan berbagai kecamatan,” tutur Yusrizal.
Sementara itu, salah seorang pemangku adat dari IV Koto Gunung dalam pidatonya menyampaikan, Sardiyono merupakan tokoh kenegerian IV Koto Gunung yang sangat dibanggakan. Karena beliau sudah menunjukan itikad baiknya sejak dulu sehingga warga Gunung khususnya bisa melaksanakan pacu jalur tingkat Provinsi Riau.
“Satu satunya yang bisa berbuat untuk negeri, semoga beliau tetap sehat dan umur panjang,” ucap pemangku adat IV Koto Gunung.
Senada dengan pemangku adat, Camat Gunung Toar Erdison juga mengakui sepak terjang Sardiyono AMd dalam melestarikan tradisi pacu jalur di wilayah itu. Dimata Erdison, sosok Sardiyono merupakan tokoh masyarakat yang konsisten.
“Oleh karena itulah sehingga beliau sangat dibanggakan oleh warga Gunung Toar khususnya,” ucap Erdison.
Dalam penyampaiannya, Erdison menegaskan semua kepala desa yang ada di Kecamatan Gunung Toar untuk bersama ikut terlibat dalam mensukseskan agenda pacu jalur di Tepian Datuk Bandaro yang akan digelar pada tanggal 10 Juli mendatang.
Dalam kesempatan itu, Camat Erdison juga menyampaikan pesan-pesan dari Bupati Kuansing Dr Suhardiman Amby agar pelaksanaan Iven pacu jalur di Gunung Toar harus terlaksana dengan aman, damai dan lancar. Sehingga momen pacu jalur memiliki dampak positif bagi masyarakat baik di bidang ekonomi maupun di bidang yang lainya.
Pacu Jalur di Gunung Toar memang memiliki sejarah yang menarik. Dulunya, acara ini merupakan ajang uji coba yang diadakan di Tepian Teluk Bayur, Koto Gunung, Kecamatan Gunung Toar.. Festival Pacu Jalur ini menjadi momen yang dinanti-nanti oleh masyarakat untuk menampilkan semangat kompetisi serta kekompakan.
Ajang uji coba ini telah berlangsung selama puluhan tahun lamanya. Menurut cerita warga, pada awalnya hanya diikuti oleh beberapa jalur yang berada disekitar tepian mandi, dan hadiahnya kala itu hanya berupa sebotol minyak tanah.
Namun, lama kelamaan ajang uji coba mulai dikenal warga di luar Gunung Toar, sehingga jalur -jalur yang ikut bertanding pun mulai berdatangan.
Lantas, pada dekade tahun 2000 an, sosok Sardiyono yang notabene putra kelahiran Teberau Panjang, Kecamatan Gunung Toar mulai berkiprah di dunia politik. Dan sekitar tahun 2002 dirinya dilantik menjadi anggota DPRD Kuansing.
Selama tiga periode duduk di DPRD Kabupaten, beragam aspirasi masyarakat beliau perjuangkan demi kemajuan masyarakat, termasuk memperjuangkan pacu jalur ajang uji coba tetap lestari dan digelar setiap tahun.
Karena aksistensi pelaksanaanya setiap tahun, bahkan warga dari luar Gunung Toar sering menyebut arena itu dengan sebutan “Gelanggang uji coba Sardiyono”. (*)