By: Hendri Chaniago.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian pada Selasa, 2 September 2025, mengeluarkan imbauan penting kepada seluruh kepala daerah.
Beliau mengajak para pemimpin daerah untuk menunda semua kegiatan seremonial yang dianggap bersifat pemborosan.
Pernyataan ini muncul di tengah situasi di mana masyarakat semakin kritis dan menuntut sikap low profile dari para pejabatnya.
Peringatan ini bukan sekadar imbauan, melainkan sebuah refleksi atas bagaimana setiap tindakan dan komentar pejabat kini memiliki dampak yang jauh lebih besar dan cepat menyebar.
Acara seremonial, seperti perayaan dengan musik dan pesta, sering kali memicu persepsi negatif di mata publik.
Di saat banyak masyarakat menghadapi tantangan ekonomi atau bencana, pemandangan pejabat yang berfoya-foya dapat menimbulkan perasaan sensitif dan ketidakpercayaan.
Mendagri Tito Karnavian secara tegas menyoroti bahaya di era digital, di mana cuplikan video dari acara tersebut bisa dipotong, diunggah ke TikTok, dan menjadi viral.
Klip-klip ini berpotensi menjadi “amunisi” baru yang digoreng oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menciptakan situasi yang tidak kondusif.
Pemborosan anggaran publik pada acara semacam ini jelas bertentangan dengan kebutuhan rakyat.
Alih-alih menggelar acara mewah, Mendagri menyarankan para kepala daerah untuk mengubah format kegiatan menjadi lebih bermanfaat.
Contoh yang diberikan sangat konkret: mengubah acara pesta menjadi kegiatan tumpengan atau memberikan santunan kepada anak yatim.
Pendekatan ini tidak hanya menunjukkan kesederhanaan dan kerendahan hati para pemimpin, tetapi juga memberikan manfaat nyata yang langsung dirasakan oleh masyarakat.
Sikap ini jauh lebih dihargai dan dapat membangun kepercayaan publik dibandingkan dengan perayaan yang menghamburkan uang rakyat.
Di era media sosial, setiap gerak-gerik pejabat terekam dan bisa tersebar dalam hitungan detik.
Kekhawatiran Mendagri bahwa video dapat disalahgunakan menjadi “amunisi baru” yang bisa digoreng oleh siapapun yang ingin situasi tidak baik.
Satu video pendek yang diambil di luar konteks dapat merusak reputasi pejabat yang telah dibangun bertahun-tahun.
Oleh karena itu, pejabat memiliki tanggung jawab besar untuk tidak hanya bertindak bijak, tetapi juga berpikir matang sebelum membuat pernyataan publik.
Kepercayaan publik adalah aset paling berharga, dan ketidakhati-hatian bisa memicu ketidakpercayaan massal yang sulit dipulihkan.
Imbauan Mendagri Tito Karnavian adalah sebuah panggilan untuk introspeksi. Ini tidak hanya tentang menunda acara, tetapi tentang mengubah mentalitas.
Pejabat publik harus memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan menyadari bahwa setiap tindakan dan perkataan mereka diawasi oleh jutaan pasang mata.
Di mata publik, tindakan nyata yang bermanfaat jauh lebih berharga daripada seremonial yang mewah.
Dengan bersikap rendah hati, bijak dalam bertindak, dan fokus pada pelayanan, para pejabat dapat membangun hubungan yang kuat dan langgeng dengan rakyat yang mereka pimpin. (***)